Road TO PTN Journey Part 1

    Tulisan ini aku buat karena banyaknya kawan - kawan yang bertanya kepadaku. Tentang pengalaman, cara belajar dan perjuanganku mendapatkan Perguruan Tinggi Negeri. Semua akan kuceritakan dari awal. Sebelumnya perkenalkan, aku adalah salah satu siswi angkatan 2021 yang tahun ini berhasil lolos SBMPTN meski lintas jurusan. Aku bersekolah di salah satu SMA Negeri Kawasan timur Kota Surabaya.

            Berawal dari saat aku pertama kali masuk SMA yang menginginkan untuk masuk IPS. Sejak SMP aku merasa bahwa aku lemah di pelajaran eksakta dan aku merasa sangat mahir menghapal peristiwa sejarah. Setelah menjalani tes minat jurusan dan psikotest, aku terkejut bukan main. Sebab ternyata aku diterima di IPA, jurusan yang tidak kuinginkan dari awal. Di depan papan pengumuman aku bingung bukan main. Aku langsung memberi kabar kedua orang tuaku, mereka menyerahkan semua keputusan kepadaku. Bayangkan, dalam waktu 15 menit aku harus memutuskan ingin masuk mana. Hingga setelah banyak pertimbangan dan diskusi bersama orang-orang terdekat akhirnya aku mantap memilih jurusan IPA. Aku melangkah menuju kelas tempatku bernaung selama 3 tahun bersama kawan - kawan baruku.

            Dari awal aku sudah berusaha supaya tidak memiliki mindset bahwa aku salah jurusan. Didukung dengan ibu wali kelasku saat kelas 9 SMP yang berkata bahwa aku sebetulnya cukup mahir dalam bidang eksakta. Akan tetapi, aku tidak menyadari dan sekarang aku harus mengasah lebih dalam. Hal ini yang membuat aku tidak menyerah dan makin mantap di jurusan IPA. Di bulan pertama SMA, aku merasa tertinggal jauh dengan kawan – kawanku. Aku sering mendapat remidi, terlebih untuk pelajaran matematika peminatan. Namun, temanku sebangku selalu banyak membantuku dan mengajariku hingga aku cukup paham. Sebab, dia cukup mahir dalam matematika. Dalam pelajaran Fisika dan Kimia aku juga dibantu oleh sahabat – sahabatku. Untuk pelajaran Biologi aku lebih cepat memahami sendiri. Hal ini berlangsung hingga 3 tahun, mereka cukup banyak membantuku.

            Pada semester 1 aku tidak tahu mau mengambil jurusan apa untuk kuliah. Aku awalnya ingin mengambil Ilmu Komunikasi di Unair, Unesa, ataupun UPN Jatim, namun orang tua tidak mengizinkan aku lintas jurusan. Padahal aku sudah merasa cocok di jurusan tersebut. Dari semester 1 aku sudah cukup dekat dengan kakak kelas 12. Banyak sekali dari mereka yang menyarankan aku masuk Perencanaan Wilayah Kota. Menurut mereka aku cocok untuk masuk jurusan tersebut namun aku tidak tertarik. Aku semakin oleng ingin masuk ke jurusan Teknik Sipil, Arsitektur, Teknik Industri dan akhirnya pilihanku jatuh di jurusan Pajak Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Orang tuaku setuju sebab mereka juga menginginkan aku menjadi ASN dan aku mulai mencari info seleksi masuk STAN.

            Sampai suatu ketika aku menyadari bahwa aku juga harus mempunyai PTN cadangan selain sekolah kedinasan. Pikiranku kalut kembali, belum lagi aku juga takut mengikuti tes SBMPTN, aku hanya ingin diterima melalui SNMPTN. Hingga aku diberi tahu oleh kakak kelasku yang mengatakan bahwa SNMPTN hanyalah bonus, siswa SMA harus tetap menyiapkan untuk tes SBMPTN. Selain itu kita juga harus menjaga nilai raport agar peluang SNMPTN tetap besar. Pikiranku makin kalut, yang kulakukan saat itu hanyalah menjaga nilai untuk 5 semester ke depan.

            Saat aku kelas 10 semester 2, pada suatu hari saat jam istirahat aku akan melaksanakan shalat dhuhur. Aku melihat gedung kelas 12 yang sudah kosong, mereka sudah melakukan Ujian Nasional dan boleh tidak ke sekolah. Tiba – tiba aku terbesit untuk masuk jurusan gizi, jurusan yang tidak pernah kupikirkan sebelumnya. Setelah melakukan sholat dhuhur aku mencari info tentang jurusan tersebut dan aku tertarik. Aku menjatuhkan pilihan pada Gizi Unair dan Gizi Unesa. Selain itu aku juga ingin masuk jurusan Biologi Unair atau Biologi Unesa. Kemudian aku meminta pertimbangan orang tua dan beliau menyetujui. Hal pertama yang aku lakukan adalah mempelajari materi skolastik SBMPTN di kelas 10 semester 2.

            Aku semakin fokus untuk belajar, aku semakin rajin mengerjakan tugas dari guru dan membuat catatan pelajaran se-menarik mungkin. Supaya nilaiku bisa naik dan aku semakin semangat. Pada hari Senin – Jumat aku fokus mengerjakan semua tugas dan belajar materi sekolah. Pada hari Jumat malam – Sabtu pagi, Minggu Pagi – Minggu malam aku belajar materi tes SPMB STAN dan materi skolastik SBMPTN. Aku hanya mengambil hari Sabtu malam untuk ber-istirahat. Terkadang saat dini hari aku mencuri waktu untuk belajar meskipun hari sekolah. Untuk tes SBMPTN aku biasanya membaca materi, untuk tes SPMB STAN aku mengerjakan soal – soal 10 tahun kebelakang bersumber dari internet.

            Penerimaan raport pun tiba, Alhamdulillah nilaiku naik cukup banyak. Terutama pada pelajaran Biologi dan Fisika, aku sempat mendapat nilai sempurna saat UTS Biologi. Aku sangat bersyukur karena usaha dan doa ku membuahkan hasil. Pada saat kelas 11 aku pun sangat bersemangat menjaga nilai raport ku. Meskipun aku juga masih sering remidi namun, aku selalu berusaha. Frekuensi belajarku untuk tes semakin ku tambah menjadi setiap hari saat dini hari. Rupanya aku lebih bisa menerima materi saat dini hari meskipun saat siang hari aku mengantuk di sekolah.

            Jujur saja saat kelas 11 aku sedikit kesulitan membagi waktu belajar dan mengerjakan tugas. Sebab aku juga semakin aktif di kegiatan ekskul karena aku terpilih sebagai ketua paduan suara. Aku sering pulang malam hari untuk latihan, hari Sabtu aku masih berlatih sehingga terkadang saat pulang sekolah aku sudah kelelahan. Banyak tugas yang akhirnya kukerjakan di sekolah, selagi ada waktu kosong pasti tugas akan kuselesaikan. Untuk belajar materi tes aku sedikit keteteran. Hingga akhirnya aku berlangganan bimbel online quipper. Aku belajar materi dengan melihat video dan mengerjakan soal saat jam – jam kosong diluar jam sekolah. Sebisa mungkin aku menyisihkan 1 jam dalam sehari untuk melihat video materi. Selain itu, aku juga memanfaatkan fitur master class dengan bertanya kepada tutor materi yang tidak aku pahami.

            Penerimaan raport semester 3 tiba, salah satu nilai matematika wajib turun satu angka. Mamaku sudah memberi peringatan, sebab ini adalah mapel SNMPTN. Mau tidak mau usahaku harus lebih keras di semester selanjutnya. Tugas – tugas sebisa mungkin ku selesaikan dengan segera supaya aku bisa mempelajari materi sekolah. Jam belajar untuk materi tes masih sama seperti semester sebelumnya. Hanya saja sekarang seusai melihat video aku selalu mencatat rangkuman video tersebut. Selain itu aku juga menggunakan bimbel online zenius yang pada saat itu gratis. Aku juga mendapat soal – soal gratis dari kawan – kawan ambisverse di twitter. Mereka sangat baik sekali mau membagi catatan dan soal – soal. Aku juga memiliki akun khusus untuk belajar di twitter @studeeacc aku sering turut membagikan soal dan materi juga di akun ini.

            Bulan Maret 2020 pandemi, seluruh siswa diarahkan untuk sekolah dari rumah. Aku merasa ini adalah saat yang tepat untuk mengejar materi. Terlebih pada saat itu bimbel online banyak memberikan bimbingan gratis, entah untuk tes sbmptn atau tes kedinasan. Aku tidak menyia – nyiakan hal tersebut. Pada saat ini juga aku mulai mengikuti tryout, nilai pertamaku saat itu hanyalah 300. Aku mengikuti tryout di eduka, pahamify, zenius, quipper. Aku tetap semangat mengikuti tryout dan selalu evaluasi kesalahanku. Meskipun tetap berada di range 300-350 hingga bulan Agustus. Selain itu aku pada semester ini juga mulai mengikuti bimbingan untuk tes SPMB STAN di science society.

            Saat penerimaan raport semester 4 nilai raportku tidak naik banyak. Namun, aku tetap bersyukur karena nilai UAS matematika minat mendapat nilai tertinggi satu Angkatan. Memasuki kelas 12, semangatku mulai tinggi. Aku belajar sehari paling tidak 4 jam pagi hari dan 4 jam malam hari. Aku menggunakan sistem pomodoro, 25 menit belajar, 5 menit istirahat. Pada saat belajar aku betul – betul tidak boleh ter-distraksi apapun. Waktu istirahat 5 menit juga kugunakan sebaik mungkin. Aku memulai belajar saat tugas sekolah sudah ku selesaikan semua. Biasanya untuk sesi pagi aku belajar untuk tes SPMB. Jam – jam kosong kuhabiskan untuk menonton video materi di quipper. Hal ini kulakukan setiap hari kecuali hari Sabtu atau Jumat malam. Hari Selasa siang dan Jumat siang aku berangkat bimbel untuk tes sekolah kedinasan. Pada semester ini, entah kenapa aku tiba – tiba merasa tidak berharap pada SNMPTN. Semuanya kupasrahkan kepada Allah.

            Pada saat semester 4 aku juga membeli buku – buku latihan soal tes SBMPTN dan SPMB. Aku membeli di salah satu festival buku dengan harga yang sangat miring. Saat itu aku membeli buku saintek dan soshum. Padahal saat itu aku hanya berencana ikut tes saintek, entahlah aku ingin saja membeli buku soshum. Pada semester 5 aku membeli lagi buku The King saintek. Buku soshum yang aku beli di festival buku belum kusentuh sama sekali. Saat semester 5 aku berlatih menggunakan soal sbmptn tahun lalu, buku the king, soal dari quipper. Aku juga membuat catatan setelah melihat video. Aku membuat target satu bab adalah 2 minggu. Aku membuat jadwal belajar

Senin : Penalaran Umum – Fisika

Selasa : Pengetahuan Kuantitatif – Biologi

Rabu : Pemahaman Bacaan dan Menulis – Matematika

Kamis : Pemahaman dan Penalaran Umum – Kimia

Jumat : Bahasa Inggris

Sabtu – Minggu : Review materi dan Tryout

            Hingga tiba – tiba bulan Desember diadakan konferensi atau rapat oleh LTMPT, ketua panitia LTMPT mengatakan bahwa tes SPMB STAN menggunakan nilai SBMPTN soshum. Aku terkejut, dan kecewa karena persiapanku untuk tes saintek sudah cukup matang. Lantas tiba – tiba aku harus lintas jurusan. Aku meminta pertimbangan orang tua yang juga ikut galau menghadapi ini. Akhirnya orang tuaku setuju dengan keputusan ku untuk lintas jurusan. Aku menjatuhkan pilihan di Ilmu Komunikasi Unesa dan untuk pilihan ke-dua aku belum memikirkannya.

            Aku mengejar materi soshum di bulan Desember akhir dengan cukup ngebut. Aku membuat target paling tidak seminggu sudah menguasai 2 bab tiap mapel tes. Syukurlah untuk materi skolastik aku sudah selesai mempelajari materi, tinggal pemantapan dengan latihan soal. Jadi waktu belajar untuk TKA Soshum bisa cukup banyak. Kecuali pemahaman kuantitatif aku masih harus belajar lebih dalam. Aku membuat jadwal belajar sama seperti sebelumnya.

Senin : Penalaran Umum – Sejarah

Selasa : Pengetahuan Kuantitatif – Geografi

Rabu : Pemahaman Bacaan dan Menulis – Sosiologi

Kamis : Pemahaman dan Penalaran Umum – Ekonomi

Jumat : Bahasa Inggris – Pengetahuan Kuantitatif

Sabtu – Minggu : Review materi dan Tryout





            Aku belajar dengan cukup keras, hingga akhirnya aku jatuh sakit pada awal Januari. Mau tidak mau aku harus ber-istirahat selama dua minggu. Karena aku tidak bisa memahami materi sama sekali. Ditambah aku terus – terusan berpikir soal pemeringkatan SNMPTN. Aku takut tidak bisa menjadi siswa eligibel. Sedangkan orang tuaku sangat menaruh harapan kepadaku untuk masuk perangkingan sekolah. Aku takut mereka kecewa. Hingga pengumuman siswa eligibel keluar. Alhamdulillah aku masih bisa masuk perangkingan, hatiku sangat lega.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Guru (Digugu lan Ditiru)

Insekuritas: Pesan dariku untukmu